Rebutlah pikiran dan hati konstituen!


Sumber : internet



oleh : Admin NHC


Setelah menentukan target, maka langkah berikutnya adalah menentukan POSITIONING. secara akademik,  positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya

Positioning adalah reason for being. Bisa juga diartinkan janji Caleg di hadapan pemilih. Artinya alasan keberadaan sebagai Caleg di hadapan target yang sudah dipilih itu apa? Inilah yang akan merebut tempat di pikiran dan hati konstituen.

Sebagai contoh, apabila mentarget kaum Ibu rumahan, maka positioning Bu Nurul adalah sebagai : Caleg Perempuan Nomor urut 1 yang berangkat dari kalangan ibu rumah tangga juga, yang akan menyuarakan aspirasi kaum perempuan di parlemen di sektor pendidikan, keluarga, ekonomi, lingkungan hidup  dengan lebih peka, lebih dekat, lebih mendengar, lebih aspiratif.

Kalau ustadz Jajat Sudrajat, qiyadah kita yang lulusan LIPIA, positioning yang bisa dipertimbangkan adalah “Satu-satunya caleg yang Pakar Syari’ah yang akan mengawal legislasi, budgeting dan mengawasi eksekutif sehingga diharapkan tidak menyimpang dari nilai-nilai kebenaran dan kemaslahatan publik”. Segmen yang cocok untuk positioning ini adalah kalangan intelektual muslim yang banyak berkerumun di perumahan dan kawasan industri yang bermukim di Dapil 1.

Positioning ini sangat penting! apalagi saat caleg belum dikenal sebelumnya sama sekali. Kalau belum menemukan positioning yang tepat dan tiba-tiba pasang banner foto narsis di mana-mana, paling orang-2 pada bertanya : "siapa Elu?". Lama-lama bikin enek yang lihat. Maka, jangan heran kalau kemenangan caleg tidak selalu berbanding lurus dengan banyaknya baliho, spanduk dan banner.

Sayangnya, pola di atas juga banyak dipraktekan caleg2 kita. Hanya memasang foto banner yang narsis dan mencantumkan "mohon do'a dan dukungan" plus motto "Cinta, Kerja dan Harmoni", menurut saya kurang marketing. Karena tidak ada pesan yang disampaikan. Kecuali kalau foto calegnya seganteng Mas Gatot Pujonugroho atau secakep artis KCB, mungkin bisa menarik perhatian,  he he.

Positioning inilah kemudian menjadi pesan yang akan disampaikan ke konstituen. Juga menentukan jargon yang dimunculkan. itulah alasan kenapa ada tagline "dari dapur ke parlemen" dan motto "lebih peka, lebih mendengar, lebih aspiratif" di brosur sosialisasi Bu Nurul yang spesial untuk kaum ibu. Untuk kaum lelaki, pemilih pemula atau segmen lainnya memang harus dibuat redaksi yang sesuai.

Nah, tiga elemen pada tiga tulisan terakhir (Segmentation, Targetting dan Positioning) di atas adalah STRATEGI kampanye. Disingkat dengan STP.  Jadi kalau strategi di atas belum dirumuskan, maka bisa dipastikan TAKTIK marketingnya yang dibuat tidak akan efektif dan efisien. Cenderung menghamburkan sumber daya yang memang sudah sangat terbatas. Ibarat Rambo yang hoby memberondongkan peluru ke segala arah. Kalau Rambo kan di film buat menghibur penonton. Kalau di alam nyata semisal pileg pake gaya Rambo, ya bangkrutlah para kader yang nyaleg!

Mohon koreksi ya kalau ada yang salah :D

Komentar

Postingan Populer