Dari Dapur ke Parlemen

Politisi perempuan yang berprestasi di kancah perpolitikan nasional semisal Ibu Tri Rismaharani yang menjadi Walikota Surabaya, kemudian mantan Bupati Kebumen dan wakil gubernur Jawa Tengah, Ibu Rustriningsih, juga Almarhumah Yoyoh Yusroh yang melanglang buana menyuarakan suara kaum muslimah di samping sebagai anggota DPR memang masih sedikit. Namun hal tersebut menjadi bukti bahwa perempuan bisa berbicara, bila diberi kesempatan dan dukungan.

Dengan jumlah pemilih yang lebih dari 50 persennya adalah perempuan memang harus ada yang mampu mewakili mereka di lembaga-lembaga pengambil keputusan.

Amanah untuk amar ma’ruf dan nahi munkar juga berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Sedangkan parlemen adalah tempat terbaik untuk amar makruf nahi munkar karena kebijakan yang ditetapkan oleh parlemen bisa menjangkau pemimpin yang sedang berkuasa. Karenanya hadirnya Anggota Dewan dari kalangan perempuan yang mampu mewakili kaumnya menjadi amat dibutuhkan.

Pada pemilu tahun 2019 nanti, salah satu dari sedikit Calon Anggota Dewan perempuan adalah Ibu Nurul Hidayati, S.PdI.  

Ibu yang lahir pada 4 April 1974 ini adalah lulusan Universitas Brawijaya, Malang dan STAISA, Jakarta. Ia adalah kader PKS yang sudah matang dalam berorganisasi. Adapun aktivitasnya di PKS yang utama adalah menjadi Pembina pada program kaderisasi perempuan. Tahun 2011 hingga 2015 pernah diamanahi sebagai Ketua Bidang Perempuan DPD PKS Kabupaten Karawang. Kerapian pengelolaan keanggotaan PKS memang menjadikan ibu lima putra ini bisa segera berkiprah di Karawang tanpa hambatan yang berarti sejak kepindahannya ke Bumi Singaperbangsa dari kota Lumajang, Jawa Timur, tahun 2006 lalu.

Walau aktif di organisasi politik, tetapi  bagi pasangan dari Bapak Solihudin yang kini menetap di Perumnas Karawang ini, menjadi  ibu rumah tangga adalah profesi yang selalu ia banggakan.  Karena, dengan menjadi ibu rumah tangga fitrah sebagai perempuan  mendapat tempat yang ideal. Di samping itu membuatnya bisa leluasa berkiprah di luar rumah dengan feksibel. Salah satunya adalah mengisi majelis ta’lim di beberapa tempat, misalnya di Galuh Mas dan Perumnas Telukjambe dan Griya Parung Mulya, Ciampel. Kini sudah mulai mengisi majelis di Perumahan Mustika Prakarsa, Terangsari, Puri Kosambi, di Klari.

Tema tentang Keluarga adalah favoritnya. Kebetulan, PKS adalah partai yang tidak hanya berbicara politik. Tetapi politik adalah untuk memayungi kiprah kader lain di berbagai bidang. Termasuk tema keluarga. Maka program Rumah Keluarga Indonesia (RKI) yang menjadi program resmi Bidang Perempuan PKS sangat sesuai dengan perhatiannya selama ini.

Mendidik putra-putrinya adalah prioritas utama. Putri sulungnya, Fathiatus Syafigah yang duduk di kelas 9 SMP Alam Karawang, kini menjadi penulis cilik produktif yang insya Allah akan segera meluncurkan buku perdananya. Sedangkan Abdullah Imaduddin, putra keduanya, kini tercatat sebagai santri di Pondok Tahfidz dan SMP Quran Al Hafidz, Jatisari, Cikampek.Yusuf Dhiyaul Haq, putranya yang ketiga masih duduk di kelas 3 SD Alam Karawang. Ismail Faruqy dan Nafeeza Syauqia masih pra sekolah.

Bersama keluarga tercinta
Berangkat dari niat pengabdian dan misi amar makruf nahi munkar, dengan jiwa seorang ibu yang peka dan penyayang, ditambah pengalaman organisasi dan kemampuan komunikasi yang memadai, serta didukung sistem pengawasan  yang ketat dari kader dan institusi PKS, maka dengan ucapan basmillah iapun menjalankan amanah menjadi Calon Anggota DPRD Kabupaten Karawang dari Daerah Pemilihan 1 (Tegalwaru, Pangkalan, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Karawang Barat).

Sebagai bukti, inilah program yang sukses dilaksanakan selama kepengurusanya sebagai Ketua Bidang Perempuan PKS Karawang :

1.Rumah Keluarga Indonesia (RKI) : misinya agar keluarga-keluarga  Indonesia menjadi keluarga yang kokoh. Kegiatan yang sudah berjalan: Konsultasi keluarga secara online dan secara langsung kepada tim konsultasi, seminar-seminar parenting, sebar buletin RKI dan sosialisasi tentang ketahanan keluarga di komunitas-komunitas RKI dan di majelis taklim, pendampingan keluarga bermasalah. Juga memberantas buta huruf al Quran melalui para kadernya.

2. Pos Ekonomi Keluarga (EKa): fungsinya agar perempuan punya kemampuan untuk membantu ekonomi keluarga agar menjadi keluarga yang kokoh secara ekonomi. Kegiatan yg sudah dilakukan: Pelatihan-pelatihan keterampilan bagi masyarakat, memfasilitasi UKM /Kube dalam mencari bantuan modal usaha,  mencari pemasaran dll.

3. Pos EKa Sahabat Alam: memberikan pembinaan kepada masyarakat terkait kerusakan yang terjadi pada alam/bumi dalam bentuk penyelamatan yg bisa dilakukan dalam skala keluarga. Kegiatan yg dilakukan: Penyuluhan tentang Global Warming (pemanasan global), Pelatihan Manajemen Sampah Rumah Tangga, Pelatihan Daur Ulang Sampah Rumah Tangga , gerakan menanam pohon di pekarangan, pembibitan dll.

4.  Kegiatan lain yang sifatnya Insidentil antara lain: tanggap bencana dengan mengadakan dapur umum, pengumpulan bantuan bencana, santunan, bingkisan lebaran utk dhuafa dll

Dengan gambaran di atas, kini kaum ibu punya harapan baru memiliki wakil dari kalangan mereka  yang tidak sekedar jadi pemanis di ruangan dewan. Tetapi sosok yang sudah teruji di dapur dalam melayani seluruh anggota keluarga, aktif di masyarakat, terampil berorganisasi dan pandai berargumentasi. Dengan moto "lebih peduli, lebih aspiratif" Bu Nurul adalah sosok pilihan pada hari pencoblosan tanggal 17 April 2019 nanti.

by : Sahabat Umi Nurul

Komentar

Postingan Populer