Be Different!




oleh : admin NHC

Setelah klir dengan Strategi Marketing dengan sudah dilakukan segmentasi, sudah difokuskan ke target tertentu, dan sudah memastikan positioning Caleg di hadapat target, maka sekarang kita melangkah ke TAKTIK MARKETING. Di situ bertengger elemen Differensiation, Marketing Mix dan Selling. Disingkat DMS.

Differentiation ini adalah salah satu aspek terpenting dari marketing. Nah, kenapa seorang caleg itu harus tampil beda? Atau berbedanya di mana?

Kalau mengacu pada Michael Porter yang mengatakan ada dua aspek besar untuk memenangkan persaingan, yaitu: cost leadership dan differentiation. Maka kita pilih yang kedua! Karena yang pertama tidak relevan. Kita sedang kampanye, bukan jualan barang.

Prinsipnya, kalau Anda hanya berbeda sedikit dari kompetitor, apalagi kalau kompetitor jauh lebih terkenal, Anda tidak akan dipercaya orang. Apalagi dipilih!

Tapi, kalau Anda memang BEDA dan bisa membuat orang menjadi "sadar" dan menyukai perbedaan itu, Anda akan menang. Punya peluang untuk dipilih.

Ketika terjadi mild competition, diferensiasi mulai menuntut Caleg untuk "better than competitor". Artinya seorang Caleg harus LEBIH BAIK dari KOMPETITOR!

Di sisi mana Seorang Caleg harus lebih baik daripada pesaing? Bisa pakai “teknologi yang lebih canggih” misalnya. Pake blog, twitter, FB. Bisa dengan tampilan yang lebih cantik atau lebih bagus desain balihonya. Bisa juga pake Baliho raksasa seperti bu Tuti Rohayati di Dapil 4 Karawang. Tapi kalau ada Caleg lain yang juga pasang baliho raksasa, maka dirrefensiasi Bu Tuti kurang tepat.

Kang Dedy Sudrajat sudah tampil beda dengan membuat Blog pribadi. Dibanding Caleg Provinsi yang lain, sepertinya Kang Dedy satu-satunya yang buat blog prbadi dengan nama domain yang genuin dedisudrajat.com

Kang Imam Hambali berbeda karena berani menyumbangkan 100% dari Gaji Netto untuk Komunitas KSC yang dikelolanya sekaligus sebagai jaring pemasaran.

Untuk aspek ini, Bu Nurul sudah coba tampil beda dengan Caleg partai lain, yaitu dengan sering berdialog langsung dengan konstituen. Dari beberapa kali testimoni, cara ini belum dilakukan caleg partai lain. Selain itu untuk aspek hi –tech dan menyesuaikan dgn zaman Android, blog www.nurul-pks.blogspot.com sudah tayang di jagad maya.

Kalau persaingan sudah mulai mengeras, seorang Caleg harus preferred by customer. Seorang Caleg harus tidak hanya "berani tampil beda". Tapi, harus dipastikan bahwa pembeda itu benar-benar DISUKAI konstituen. Bu Nurul yang sudah berbeda dengan berdialog langsung itu, coba tampil agar lebih disukai konstituen yaitu dengan mengupayakan ada doorprise dalam setiap kali dialog. Selain cara ini akan lebih disukai. Juga akan membuat suasana menjadi hiruk pikuk.

Ketika persaingan sudah keras, diferensiasi sudah jadi specialized for niches. Artinya untuk setiap segment harus diberikan perlakuan berbeda. Untuk kelompok pengajian, maka harus memberikan tausiyah yang sanggup memenuhi dahaga ilmunya. Plus doorprise, tentunya. Untuk Ibu-ibu arisan RT, maka penyuluhan kecantikan lebih sesuai. Untuk ibu-ibu PAUD, maka penyuluhan kesehatan dan program Pemberian Makanan Tambahan sangat “pas di lidah” ibu-ibu itu.

Kang Dedi Sudrajat sudah coba menggarap pemilih pemula dengan ceruk pasar alumnus SMANSA Karawang. Dengan cara memberi hadiah saat Hari Guru. Ini sebuah contoh differentiating yang cerdas.
Akhirnya, ketika situasi persaingan sudah sampai ke tahap Chaos. Di mana tidak terlihat lagi persaingannya seperti apa, maka diferensiasinya Caleg haruslah customised for individuals. Ini akan terjadi menjelang hari H pencoblosan.

Mungkin sudah tidak ada lagi zonaisasi. Caleg bisa menyasar setiap individu si setiap zona. Bahkan bisa jadi saling “tubruk” dengan sesama Caleg satu partai. Ini memang sulit untuk dihindari. Apalagi pake semangat fastabiqul khoirot. Potensi benturannya sangat besar. Di sinilah kesabaran dan salamatus shadr seorang Caleg diuji. Mampukah menampilkan ukhuwah yang indah dalam suasana perlombaan?

Ada satu hal sebagai paragraf penutup. Differentiation menuntut kreativitas dari caleg dan timses. Nah, kalau mengklaim PKS sebagai partai kaum terpelajar, lihat saja di masa kampanye ini. Apakah akan muncul gelombang kreativitas kampanye cerdas yang membuat beda dengan caleg partai lain?

Komentar

Postingan Populer